Pidato Kebangsaan HMI Berdaya Saing Ketua Umum Pengurus Besar HMI MPO 2023-2025

Kanda Mahfut Khanafi S.Hum., M.Sos.

Jakarta (02/04/2023)

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati

Yang saya hormati

Yang saya hormati

Yang saya hormati

Yang saya hormati

Beserta para kader-kader HMI MPO dan hadirin sekalian yang saya muliakan….

Pada kesempatan bersejarah ini, mari kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Azzawajalla, karena hingga detik ini, kita masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan estafet pembangunan bangsa melalui aktivisme di HMI MPO.

Saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para kader HMI MPO di seluruh Indonesia, karena dedikasinya untuk memegang teguh aktivisme di tengah gempuran modernisasi dan globalisasi yang terkadang kian menggerus rasa aktivisme kita, kebangsaan dan nasionalisme kita.

 

Saya juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada para senior kanda/yunda yang telah memberi contoh terbaik bagi para kader HMI MPO.

Semoga teladan yang baik dapat lebih meningkatkan semangat, tekad, dan upaya kita bersama untuk melanjutkan pembangunan bangsa berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

 

Hadirin sekalian kanda YUNDA yang saya hormati,

 

Saya menyimak dengan seksama apa yang terjadi baru-baru ini dalam konteks sosial bangsa. Pendidikan kita hari ini diobrak-abrik oleh aksi obral gelar akademik.

Betapa mudahnya bagi universitas hari ini memberikan gelar akademik hanya untuk kepentingan jabatan semata. Padahal, gelar kehormatan akademik diperuntukkan bagi mereka yang dinilai berjasa dan memiliki karya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia.

 

Ini yang tentu saja akan menggerogoti esensi dan tujuan mulia pendidikan itu sendiri.

Seperti kata Paulo Freire, seorang sosiolog pendidikan, yang mengatakan : pendidikan berfungsi sebagai instrumen yang digunakan untuk memfasilitasi integrasi generasi muda ke dalam logika sistem saat ini dan membawa kesesuaian atau menjadi praktik kebebasan, sarana yang digunakan untuk menghadapi realitas secara kritis dan kreatif.

 

Saya juga ingin menekankan arti penting pendidikan, bahwa sejatinya tanpa pendidikan, aktivisme dapat berjalan buta. Aktivisme dan pendidikan perlu memiliki integritas (kejujuran) dalam setiap langkahnya.

Dalam kondisi matinya integritas, dunia aktivisme rentan dikebiri oleh matinya ilmu pengetahuan. Gerakan mahasiswa rentan menjadi alat kepentingan elit penguasa dan tidak mampu memberi ruang alternatif pendidikan kebangsaan.

 

Saudara-saudara,

Hadirin yang saya hormati,

Dewasa ini, kita juga merasakan mundurnya demokrasi. Riset Economist Intelligence Unit (EIU), Indonesia meraih skor 6,71 pada Indeks Demokrasi 2022. Skor tersebut sama dengan nilai yang diperoleh Indonesia pada Indeks Demokrasi 2021, dan masih tergolong sebagai demokrasi cacat atau flawed democracy. Ini menyebabkan ranking Indonesia di tingkat global menurun dari 52 menjadi 54.

Degradasi tersebut juga tercermin pada semua indikator demokrasi seperti pluralisme dan proses pemilu, efektivitas pemerintah, partisipasi politik, budaya politik yang demokratis, dan kebebasan sipil. Tidak ada perubahan nilai sama sekali pada lima indikator tersebut.

 

Saudara-saudara,

Akhir-akhir ini, saya juga menangkap kegelisahan dan kecemasan banyak kalangan, melihat fenomena dan realitas kehidupan masyarakat kita, termasuk penegakan hukum yang masih terkesan tebang pilih

Ada cukup banyak masyarakat yang memiliki persepsi buruk terkait kondisi penegakan hukum di Indonesia. Hal ini dipotret berdasarkan survei Indikator, bahwa sebanyak 37,7% responden masyarakat menilai, kondisi penegakan hukum saat ini masih buruk.

Ada sebuah adagium politik yang amat terkenal  yang berbunyi “power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely“, atau jika diartikan secara harfiah, kekuasaan itu cenderung korup, dan kekuasaan yang absolut cenderung korup secara absolut. Inilah salah satu konsekuensi dari matinya demokrasi yang perlu kita waspadai.

 

Saudara-saudara, Kanda Yunda
Tak lupa, perubahan iklim dan transisi energi juga menjadi hal yang tak terhindarkan lagi hari ini. Krisis iklim ini akan menjadi ancaman nyata bagi eksistensi kita sebagai khalifah fil ardh, jika generasi hari ini masih diam dan tak mengambil peran dalam mencegahnya.

Dalam satu dasawarsa terakhir suhu bumi terbukti lebih tinggi daripada sebelumnya. Prediksi ini digaungkan oleh Dewan Iklim Internasional PBB  juga memprediksi suhu global dapat mencapai dan bahkan melampaui pemanasan 1.5 °C dalam 20 tahun.

Dampaknya apa? kita akan lihat petani bawang di Rembang gagal panen karena banjir. Kita akan menyaksikan petani-petani di seluruh wilayah NKRI akan terancam kehilangan mata pencahariannya. Tanpa ketahanan pangan, kita hanya akan menjadi budak kapitalisme dengan impor, impor, dan impor.

Untuk itu, penting bagi kita semua untuk mendorong dan mewujudkan ekonomi inklusif dan hijau, kesejahteraan yang adil, udara yang lebih bersih, dan lingkungan yang lestari dan terjaga dan menanggapi krisis ini dengan solidaritas dan keberanian.

 

Hadirin yang saya muliakan,

Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air yang saya cintai dan saya banggakan,

Pada bagian akhir dari sambutan saya, saya ingin menyampaikan apa yang telah saya sampaikan tadi merupakan persoalan nyata bangsa Indonesia hari ini.

Tugas kita adalah bagaimana kita melangkah ke depan, mengaktualisasikan dan merevitalisasi nilai-nilai aktivisme islam hari ini agar sejalan dengan semangat perbaikan dan pembangunan bangsa.

Pepatah terkenal yang disampaikan oleh Soekarno, sang bapak pendiri bangsa tentang pemuda nampaknya masih akan menjadi mantra paling ampuh dalam menggambarkan pentingnya peran kaum muda dalam revolusi.

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”

Kita tahu bahwa revolusi selalu dimulai dari kegelisahan para pemuda dan aktivisme.

Namun, nasib pergerakan mahasiswa kini, rentan tergerus zaman, terdistorsi teknologi, hingga dikebiri reformasi.

Mereka yang menang adalah yang muda dan menikmati hari-hari pedih membaca buku, namun membebaskan.

Mereka yang tidak tersandera eksistensi semu TikTok, Instagram, YouTube, namun mampu memunculkan gagasan perubahan dan kebangsaan untuk terus berkolaborasi dan beradaptasi dengan zaman.

Robert Hefner melalui karyanya Civil Islam: Muslims and Democratizations in Indonesia menyimpulkan, Indonesia ditopang salah satunya oleh gerakan pembaruan Islam dan kebangkitan intelektual yang disponsori oleh kelas menengah kota dan kaum “Muslim demokrat” sejak 1980-an.

Aktivisme islam Indonesia pernah dengan gemilang berhasil menumbangkan kekuatan rezim otoriter Orde Baru dan memaksa Presiden Soeharto turun dari kursi kepresidenan pada Mei, 1998, setelah sekitar 32 tahun berkuasa.

Hefner menekankan bahwa proses demokratisasi dan ide-ide tentang demokrasi, civil society, civic pluralism, civil liberties, yang selama ini menjadi “maskot Barat” juga bisa ditemukan di negara-negara mayoritas berpenduduk Muslim.

Untuk itu, semangat dan ide aktivisme dan demokratisasi gerakan yang perlu kita adopsi kembali, untuk mewujudkan generasi yang lebih berdaya saing dan mampu menjawab tantangan zaman.

Pada akhirnya, hal terpenting dari politik bukan kekuasaan namun bagaimana kekuasaan digunakan untuk kerja-kerja kemanusiaan.

Semoga, kepengurusan dua tahun kedepan membawa seluruh kader mampu berdaya saing sesuai dengan kompetensinya masing-masing.

Salam Berdaya Saing, Yakin Usaha Sampai,

Billataufiq Wal Hidayah

Wasallamualaikum Wr Wb

Author: Redaksi

2 thoughts on “Pidato Kebangsaan HMI Berdaya Saing Ketua Umum Pengurus Besar HMI MPO 2023-2025

Leave a Reply

Your email address will not be published.