Yogyakarta (07/07/2023). Pelantikan Pengurus HMI Koordinator Komisariat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Periode 1444-1445 H/2023-2024 telah dilaksanakan. Pelaksaan acara berjalan lancar yang dihadiri oleh Komisariat di lingkup UIN, Lembaga HMI, KAHMI dan Organisasi Mahasiswa Daerah, bertempat di Gedung DPD RI D.I Yogyakarta
Pelantikan mempunyai makna sakral dalam setiap kepengurusan pada organisasi atau komunitas. Pengurus yang baru dilantik akan bersumpah untuk menjalankan kepengurusan yang sesuai dengan aturan dan tujuan organisasi. Dilantiknya pengurus HMI KORKOM UIN SUKA Periode 1444-1445 dengan Ketua Umumnya yakni Muhammad Faisal disertai pengurus lainnya menjadi tanda berpindahnya daun kemudi bahtera dari pengurus sebelumnya yang diketuai Ammar Awarurrachman dengan lancar ditandai dengan serah terima jabatan yang disaksikan oleh para pihak dan para tamu undangan.
Sambutan diawali oleh Ketua Umum sebelumnya yang menyampaikan kesan dan pesan saat kepengurusan yang dipimpinnya, serta memberikan beragam nasehat untuk kepengurusan selanjutnya.
Kemudian dilanjut sambutan ketua umum yang baru dilantik dengan menyampaikan bahwa bahtera mulai meninggalkan pelabuhan dan jangkar telah diangkat untuk segera mengarungi lautan dengan segala tantangan dan rintangan. Saat ini bahtera HMI sedang diberi tantangan dengan banyaknya gelombang dari banyaknya program yang mewadahi para mahasiswa untuk keberlangsungan masa depannya dalam pekerjaan, seperti adanya Kampus Merdeka yang mewadahi sekaligus mengubah pola pikir mahasiswa. Kemudian HMI di lingkup komisariat sudah biasa melakukan gerakan berbasis kolektif, namun hanya dilakukan pada komisariat dalam tanda kutip sedang sakit saja. Hal tersebut menjadikan alasan untuk mengangkat tema “Revitalisasi Peran KORKOM Berbasis Gerakan Kolektif dalam Upaya Merawat Perkaderan”
Kemudian dilanjut dengan sambutan selanjutnya yang disampaikan oleh Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta. Beliau mennyampaikan bahwa saat ini merupakan masa disrupsi yang akan merubah apapun dengan cepat, sehingga meromantisasi sejarah gerakan HMI masa lalu sudah tidak relevan lagi saat ini karena memiliki tantangan yang berbeda di zamannya. Menurutnya meromantisasi sejarah dapat mengakibatkan kemandegan gerakan HMI saat ini, selanjutnya beliau menjelaskan bahwa mindset mahasiswa saat ini berorientasi kepada pekerjaan, lalu mahasiswa akan mencari organisasi atau komunitas yang sesuai dengan pekerjaanya kedepan.
“Sehingga saingan kita bukan PMII, IMM, atau GMNI melainkan saingan HMI adalah komunitas yang mempunyai fasilitas untuk kebutuhan mahasiswa”. Tegasnya
Kemudian sambutan terakhir yang disampaikan oleh Presidium KAHMI D.I Yogyakarta. Beliau yang memiliki latar belakang zaman dalam dinamika gerakan HMI di masanya memiliki pandangan berbeda dari statement Ketua Umum HMI KORKOM UINSUKA dan Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta.
Beliau menyampaikan secara optimis bahwa zaman pasti berubah dan tantangan dan rintangan dari kondisi yang dihadapi juga berubah, namun HMI adalah pemenang di masanya karena telah mengalahkan saingannya yang banyak. “Setiap kondisi pasti banyak tantangannya masing-masing dan HMI adalah pemenang di masa nya karena memiliki saingan yang banyak, dan HMI menjadi salah satu pemain yang bertahan dari masa ke masa” tuturnya hal tersebut beliau sampaikan saat pengalaman di HMI saat rezim Soeharto yang otoriter bersama 36 orang temannya yang aktif hingga saat ini. Menurutnya organisasi ekstra adalah organisasi yang hebat, karena organisasi ekstra akan bekerja keras untuk melaksanakan kegiatan dengan dana yang minim bahkan tidak ada, berbeda dengan organisasi intra yang selalu diberi dana oleh kampus. Hal tersebut menjadikan para kader memiliki pengalaman bagaimana mengelola dan menghasilkan dana sesuai dengan kapasitas kegiatan, beliau melanjutkan bahwa di HMI akan melatih para kader untuk melatih EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotion) yang sangat berguna saat bekerja nanti dan terbukti baik dari berbegai riset. EQ dan SQ dapat di dapatkan dengan adanya kegiatan-kegiatan salah satunya RAK (Rapat Anggota Komisariat) yang penuh dengan kritik bahkan maki-an dari perfroma pelaksanaan program kerja yang dilaksanakan selama 1 periode, hal tersebut menurutnya dapat melatih seseorang dalam mengelola emosi saat di dunia kerja yang bersentuhan dengan sektor riil dan penuh tantangan.