Politik merupakan salah satu elemen yang tak lepas dari kehidupan manusia. Mau menerima atau tidak keputusan politik adalah salah satu kunci untuk menghasilkan sebuah aspek-aspek kehidupan. Begitu pula dalam aspek Pendidikan tidak ada satupun yang bisa lepas dari politik karena tanpa politik kehidupan Pendidikan mungkin saja tidak bisa berjalan dengan baik. Namun politik bisa saja berubah sesuai dengan siapa yang berkuasa dan yang mempunyai peran di dalamnya. Ya, memang begitulah sifat politik siapa yang berpartisipasi akan dengan sengaja menentukan nasib nya bahkan nasib manusia di sekitarnya.
Itu pun berlaku di dalam kehidupan politik mahasiswa, mau tidak mau mahasiswa akan dihadapkan dengan berbagai politik yang ada di dalam kampus. Pertanyaan nya adalah apakah bila saya tidak mengikuti atau bersikap acuh terhadap politik karena alasan perasaan tidak suka itu berpengaruh pada diri saya?. Nah, hal ini sebenarnya menghantui perasaan setiap mahasiswa yang bercengkrama di dunia Pendidikan. Anggap saja itu tidak berpengaruh pada setiap mahasiswa. Namun apa yang menunjang Pendidikan dan kemajuan kampus? Salah satunya kebijakan politik yang menjadi perwakilan setiap instansi Pendidikan. Sebut saja Lembaga BEM atau di universitas islam negeri disebut DEMA.
Apa yang mereka lakukan sebagai perwakilan dari setiap mahasiswa yang ada di kampus, apakah mereka hanya celoteh kosong atau gerombolan liar?. Dari sinilah kita lihat peran mereka l;ayaknya sebuah negara, BEM atau DEMA merupakan perwakilan ujung mulut dari setiap mahasiswa yang ada di dalam universitas tersebut. Lalu apa yang telah mereka sampaikan selama ini? Adakah hak-hak yang seharusnya mahasiswa yang tidak perduli dengan politik kampus ada di ujung mulut mereka?. Tentu saja ada, tapi masalahnya bila tidak perduli dengan pergulatan politik kampus apakah bisa terwakilkan?. Jawabannya tidak bisa.
Lalu Ketika hak yang seharusnya anda dapatkan tetapi tidak terealisasikan dalam kehidupan akademik anda bisa mempengaruhi kinerja dan penerimaan Pendidikan diri anda? Hal ini menjadi kegelisahan yang tidak disadari oleh banyak mahasiswa. Politik kampus merupakan model dari miniatur keadaan yang ada di dalam kampus itu. Bila di politik kampus terjadi banyak peristiwa curang dan permasalahan yang sejenisnya secara tidak langsung kita pun terkena getah nya. Lalu Ketika sudah mengetahui konsekuensi dari politik kampus tidak sehat, apakah kita hanya diam saja dan menunggu hal yang lebih buruk lagi? Tentu bukan seorang mahasiswa yang penuh dengan pemikiran yang bersarang di dalam otaknya mau di lecehkan seperti ini.
Ada pepatah dari Sun Tzu berbunyi “jika kamu tidak mengenali dirimu dan lawanmu maka dapat dipastikan kamu akan mengalami kekalahan dalam perang, jika kamu mengenali dirimu tetapi tidak mengenali lawanmu mungkin bisa jadi kamu menang atau mendapatkan kekalahan, namun bila mengenali dirimu sendiri dan lawanmu maka dapat dipastikan dari serratus kali peperangan dirimu tidak akan pernah mengalami kekalahan”. Sebagai akademisi yang ada di dalam kampus harusnya tahu siapa dirimu dan siapa lawanmu.
Ketika terjadi ketimpangan dalam sebuah politik kampus yang mengakibatkan banyak mahasiswa menjadi korban kekuasaan yang sewenang wenangnya dalam memainkan politik di kampus, apakah mahasiswa yang menganggap dirinya telah menjadi manusia terpelajar mau di ludahi mukanya oleh para penguasa seperti ini?. Sungguh memalukan bila diri kita acuh terhadap apa yang terjadi yang bahkan secara tidak sadar melukai harga diri kita sebagai mahasiswa.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Tentu saja melawan. Kita dibekali anugrah yang sangat besar yaitu ilmu yang didapat dalam Pendidikan kampus. Dengan inilah diri kita mengenali siapa kita dan siapa lawan kita. Gunaklan otakmu yang berharga untuk menjadi senjata ampuh dalam menaklukan penguasa yang bertindak sewenang-wenangnya dalam mengatur politik kampus. Jangan mau lagi terbodoh-bodohi oleh mereka yang dengan serampangan nya bertindak sesuka hatinya.
Kumandangkan lah perlawanan yang nyata dengan otak dan seluruh usaha untuk membantai lawan yang menjadi kehidupan kampus kita menjadi tidak sehat. Dengan cara mengikuti, mengawasi dan berpartisipasi denga napa yang terjadi di politik kampus. Dengan begitu air ludah yang tersembur dimukamu perlahan kau balikkan dengan tamparan yang keras sekaligus menyelamatkan harga diri dan hak-hak yang seharusnya telah kita terima.