Siapa “Si Paling HMI”..?

Gambar: ilustrasi Marakom.id, credit nusagates.com

HMI adalah salah satu organisasi mahasiswa islam terbesar di Indonesia saat ini. Berdiri sejak tahun 1947 di STI saat itu, HMI masih eksis hingga saat ini.  Prof. Lafran Pane sebagai pendiri, tegas menyampaikan terkait tujuan HMI adalah, ikut mempertahankan negara  Republik Indonesia, sekaligus meninggikan derajat rakyat Indonesia.

Pada perjalanannya, organisasi yang lahir pada  5 Februari 1947 ini, mengalami masalah internal. Kembali ke sejarah,konflik internal mulai terjadi, saat pelaksanaan kongres ke-15 di Medan. Perdebatan tentang “menerima asas tunggal pancasila”, atau “mempertahankan asas islam”, bisa dikatakan menjadi penyebab terpecahnya HMI.

Terlepas dari sejarah, atau hal-hal lain yang bersifat nostalgia masa lalu, HMI saat ini tetap berjalan dan beriringan, dengan dua organisasi yang bisa dikatakan “sama, tapi tak sama” hehehehe. Seperti yang pernah dikatakan oleh kakanda Mahfud MD, “Saya ingin sampaikan, HMI MPO atau DIPO tak bisa bersatu. Ya sudahlah, saya kira berbuat untuk bangsa dan negara bisa dilakukan dengan berbagai pintu-pintu masuk yang berbeda. Mau DIPO, mau MPO, nanti saling panggil saja jika sudah di dalam, saling manggil untuk berkontribusi bagi negara”.

Cukup menarik rasanya, melihat dua organisasi yang “sama tapi tak sama”, dengan kultur yang sedikit berbeda, bisa berjalan harmonis, bahkan romantis, masing-masing berproses, selama beberapa dekade terakhir.

Sayangnya, tensi panas sepertinya kembali muncul di antar dua Komisariat di kampus UIN Sunan Kalijaga.  Menurut salah satu informan, kawan dari HMI (DIPO), terkesan memaksa kawan-kawan HMI (MPO) untuk memasang dengan tegas tulisan “MPO” di bendera HMI (MPO). Ini terjadi di stand penerimaan mahasiswa baru depan fakultas Syariah dan Hukum. Hal ini, tentu memicu perasaan yang saling tidak enak, diantara dua komisariat, terlebih di kawan-kawan HMI (MPO).

Berkaca sari sejarah, sejak HMI eksis pertama kali sampai saat ini di UIN, belum pernah ada kasus yang serupa. Terlepas dari apa landasannya, rasanya tidak ada aturan pasti, bahwa harus menempelkan label “MPO”  di bendera kawan-kawan HMI (MPO). Pun, tegas di konstitusi, sama sekali tidak terdeteksi aturan demikian.

Kalau kata kakanda yang sudah banyak makan asam garam di HMI, ini adalah bagian dari dinamika kehidupan ber-mahasiswa dan ber-organisasi. Pada kenyataannya, toh DIPO dan MPO dilahirkan dari rahim yang sama, dengan jalannya masing-masing. Ya, bisa dikatakan bersaudara. Harapannya, dua saudara ini, kembali bisa berjalan, dan beriringan, dengan harmonis, bahkan lebih romantis lagi.

Yakin Usaha Sampai.

Author: Alfian Al Ahsan
Pengurus HMI Korkom UIN Sunan Kalijaga Bidang Perencanaan dan Pelaksanaan Strategi Taktis Periode 2021-2022

Leave a Reply

Your email address will not be published.