
Ketua Korkom UIN Sunan Kalijaga melantik pengurus DPU PKR masa khidmat 2021-2022. (Foto Bidang Pers dan Media HMI Korkom UIN Sunan kalijaga.)
Tampuk kepemimpinan Partai Kedaulatan Rakyat Dewan (PKR) Dewan Pimpinan Universtas resmi dan sah kini dipegang oleh Rizky Ramadhani menggantikan kepemimpinan Nopri Yuliansyah. Pergantian kepemimpinan itu secara resmi beralih setelah Rizky Ramadhani dilantik menjadi Presiden partai PKR DPU senin, 22/04/2022, bertempat di Sekretariat HMI Korkom UIN Sunan Kalijaga Wisma Marakom. Amar awaruchman selaku Ketua Korkom UIN Sunan kalijaga melantik pengurus Partai DPU PKR masa khidmat 2021-2022, hal ini berdasar bahwa Partai PKR merupakan partai yang berada di bawah naungan HMI Korkom UIN Sunan Kalijaga.
Kegiatan tersebut kendati merupakan kegiatan yang penting, namun ada beberapa baik dari demisioner pengurus maupun pengurus yang dilantik secara terpaksa tidak bisa menghadiri kegiatan tersebut. Kandati begitu tidak mengurangi kelancaran dan kekhidmatan acara tersebut.
Kepengurusan periode ini merupakan generasi keempat Partai PKR. PKR selama ini turut memberikan warna tersendiri dalam corak dunia perpolitikan kampus UIN Sunan Kalijaga. Tentunya ada pembacaan dan evaluasi yang mendalam oleh pengurus yang akan mengarungi kepengurusan satu periode ke depan untuk nantinya bisa berbenah agar langkah yang diambil bisa tepat.
Angin segar dan harapan baru dibawa oleh Rizky cs dalam kepengurusan periode ini, hal itu nampak dengan tema yang diusung dalam kepengurusannya yaitu “Rekonstruksi Demokrasi Mahasiswa Ikhtiar Demi terwujudnya Lingkaran Politik Kampus yang Sehat”. Partai PKR diharapkan dapat memberikan iklim politik yang ideal di tatanan lingkungan kampus UIN Sunan Kalijaga sebagai edukasi bagi mahasiswa sebelum terjun di dunia yang sesungguhnya. Langkah nyata dari PKR untuk merealisasikan tujuan di atas tentunya tidak melihat secara sempit suasana politik hanya dari keikutsertaan PKR dalam kontestasi Pemilwa yang menjadi agenda tahunan hajat mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, melainkan dengan bagaimana mereka membangun kesadaran mahasiswa terhadap politik kampus sehingga politik kampus benar-benar diikuti oleh seluruh dan dirasakan juga oleh mahasiswa. Hal ini tentunya bukan suatu pekerjaan yang serta merta bisa dilaksanakan oleh PKR semata melainkan kolaborasi dari berbagai elemen mahasiswa adalah suatu langkah yang tepat demi terwujudnya tujuan di atas. Hal ini perlu diperhatikan lebih serius terutama dalam kondisi pandemi yang hingga saat ini belum usai. Kondisi pandemi berimplikasi nyata pada partisipasi mahasiswa terhadap keterlibatan dalam politik kampus.