Habib Kribo: Antara Relatifisme Agama dan Universalisme Islam

Beberapa minggu ke balakang, Podcast Close The Door milik Deddy Corbuzier mengundang salah satu Habib kontroversial (menyebut salah satu, karena tidak hanya satu habib yang kontroversial) yaitu Habib Zein Assegaf atau biasa dikenal dengan Habib Kribo. Memang beberapa tahun belakangan ini, identitas Habib sebagai seseorang yang memiliki keturunan nabi Muhammad saw menjadi sangat populer.

Habib Kribo menjadi kontroversial setelah ia berdebat panas dengan ustadz Haikal Hassan, oleh karenanya, ia kemudian diundang ke podcast Close The Door. Dalam podcast tersebut ia banyak mengkritik Habib lain yang menurutnya tidak sesuai dengan kaidah/tata laku yang seharusnya Habib lakukan.

Sebagai contoh ia menjelaskan tentang tidak bolehnya memaksa seseorang untuk melakukan ibadah karena ia sifatnya individu. Karena ada Habib yang memaksa-maksa seseorang beribadah.

“Dalam hukum ibadah ritual itu, tidak boleh ada orang memaksa itu harus dateng dari diri sendiri seperti solat puasa, biarin orang ga puasa, bukan urusan kita memaksa, yang boleh kita tanggepin atau sikapin adalah perbuatan dzalim, misalnya perilaku saya akan mengancam orang lain” Ucap Habib Kribo.

Selain mengkritik Habib-Habib yang lain, terdapat juga salah satu hal yang menarik yang ia jelaskan dalam podcast tersebut yaitu tentang relatifisme agama dan universalisme Islam. Diantara pernyataan-pernyataan relatifisme agamanya sebagai berikut:

“Agama yang di kepala manusia itu, tidak mutlak, semua persepsi yang relatif, jadi ga perlu kita saling mengkafirkan, mencaci agama orang lain”

Menit ke 19:27-1937 dalam https://www.youtube.com/watch?v=yHldpZfSDWM

“Baik Kristen Islam ini semua hanya persepsi manusianya agama yang pemilik otoritas nanti itu Yesus atau Nabi Muhammad”

Menit ke 20:09-2017 dalam https://www.youtube.com/watch?v=yHldpZfSDW

“Semua agama bertauhid, Semua agama bertauhid, mana ada agama ga bertauhid”

Menit ke 24:32-24:37 dalam https://www.youtube.com/watch?v=yHldpZfSDWM

“Semua agama akidahnya sama ko: Ketuhanan, Kenabian dan Hari Akhir. Ini pokok, tiga akidah, ini semuanya sama”

Menit ke 24:39-24:48 dalam https://www.youtube.com/watch?v=yHldpZfSDWM

Habib Kribo di sini menekankan bahwa semua agama relatif karena ia sudah masuk pada pikiran manusia. Meskipun begitu, yang ingin ia tekankan adalah bahwa seseorang tetap harus fanatis terhadap keimanannya tanpa menghakimi keimanan agama lainnya.

Pernyataan demikian memang bahaya karena akan membingungkan dan ambigu bagi orang-orang awam khususnya. Meskipun begitu, ini juga penting untuk diperhatikan bahwa yang dimaksud adalah tentang bagaimana seseorang siapapun itu tidak boleh menghakimi penganut agama lain di depan wajahnya.

Selain itu ia juga menjelaskan tentang esensi Islam itu sendiri:

“Islam itu sebenarnya bukan, dalam Alquran itu, Islam bukan berarti agama Islam, makna Islam yag sebenarnya dalam Alquran itu ketundukan, berserah diri itu apa, mau mengikuti kebenaran, kebaikan dan mau menolak kebatilan  siapapun yang mengikuti kebenaran dan menolak kebatilan dia Islam”

menit ke 26:20-26:41 dalam https://www.youtube.com/watch?v=yHldpZfSDWM

Dalam hal ini, sebenarnya pendefinisian seperti ini bukanlah hal yang baru lagi. Nurcholis Madji atau yang biasa disebut Cak Nur pernah menjelaskan hal ini yang ia sebut sebagai Universalisme Islam. Ia menjelaskan tentang Islam (dengan I besar) dan islam (dengan i kecil). Islam dengan I besar adalah Islam yang disampaikan khusus kepada nabi Muhammad, sedangkan islam dengan I kecil adalah islam yang disampaikan dari nabi Adam as sampai nabi Muhammad saw.

Madjid menjelaskan bahwa makna Islam dengan mengambil makna generiknya adalah sikap pasrah kepada Tuhan. Dari sana ia menyimpulkan bahwa semua agama yang bernafaskan ketundukan dan pasrah keada Tuhan itu adalah Islam.

Mesikpun demikian, Islam dengan satu besarlah (Nabi Muhammad) yang terbaik karena menurutnya – mengutip dari Ibn Rusyd – manusia memiliki kewajiban moral untuk  memilih tingkat perkembangan paling akhir dan perkembangan paling akhir saat itu adalah Islam yang diwahyukan kepada nabi Muhammad saw.

Dengan demikian, dari pernyataan-pernyataan Habib Kribo dapat kita ambil kesimpulan positifnya adalah bahwa umat beragama tidak boleh menghakimi keyakinan agama lainnya karena sejatinya. Meskipun begitu, kita tetap harus fanatis terhadap keyakinan agama kita yang paling benar tetapi cukup hanya di dalam rumah agamanya masing-masing.

Untuk universalisme Islam itu sendiri, meskipun agama yang lain bisa masuk dalam kategori Islam sebagaimana didefinisikan tunduk dan kepatuhan kepada Tuhan, tetapi umat manusia harus tetap memilih keyakinan agama yang paling mutakhir, dan yang paling mutakhir itu adalah yang disampaikan nabi Muhammad saw.

Author: Haikal Fadhil Anam
S2 HMI Penikmat Alam dan Secangkir Kopi

Leave a Reply

Your email address will not be published.