HMI: Is Not Underbouw-underbouw Club

Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Allah berikan berbagai macam instrumen pemyaring ilmu pengetahuan yang terdapat dalam jiwa dan tubuh manusia berupa fuad (akal dan hati), pendengaran dan penglihatan. Dengan hadirnya semua ini, maka manusia harus mengakui kehambannya dan mengakui bahwa Allah Swt sebagai Tuhan seluruh alam dengan cara beribadah dan bersyukur atas karunia dan nikmatnya.

Pengetahuan tersebut dapat kita peroleh melalui kenyataan diri dan alam. Sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur’an [QS. Al-Imran: 190]. “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda bagi orang yang berakal”.

KH. Quraish Shihab dalam tafsirnya “Al-Mishbah” menyebutkan dalam ayat ini ditegaskan kepada umat manusia bahwa kepemilikan Allah Swt adalah atas seluruh alam raya ini, dan Allah pun menguraikan sekelumit ciptaan-Nya dan memerintahkan kita untuk memikirkannya dan mengungkapkan hikmah dibalik kejadian alam yang ada. Selebihnya perihal ciptaan alam raya yang mesti dipikirkan diperjelas oleh Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar pada surah [QS. Al-Baqarah: 164].

Dalam Tafsir Al-Mishbah, menjelaskan bahwa pada [QS. Al-Imran: 190] terdapat kata al-albaab yaitu bentuk jamak dari lubb yang bermakna saripati sesuatu. Contohnya adalah kacang yang menutupi isinya. Isi kacang adalah lubb. Maka ulul albab adalah orang yang memiliki akar murni yang tidak diselubungi oleh kulit atau kabut akan ide yang menyebabkan kerancuan dalam berpikir. Dengan merenungkan hampran alam raya hingga mendapatkan bukti nyata tentang keesaan Allah Swt. Manusia juga akan mampu untuk membedakan haq dan batil.

Dengan demikian, kemerdekaan sesungguhnya akan menjadi rahmat yang sebenar-benarnya bagi manusia bila disikapi dan diaktualisasikan berdasar petunjuk jalan yang benar dari Allah. Kemerdekaan semacam ini bermakna pilihan yang sadar dan bertanggungjawab atas jalan hidup tertentu serta secara konsisten meninggalkan pilihan lahirnya.

Begitupun maksud penulis dalam tulisan ini mencantumkan makna ulul albab dan hak independesi dalam mendayagunakan akal, bermaksud sebagai afirmasi bahwa Himpunan Mahasiswa Islam berikhtiar semaksimal mungkin dari masa ke masa dengan berbagai macam dinamikanya untuk mencapai cita-cita sebagai insan ulul albab yang diiringi dengan sikap independensi terhadap kebaikan dan kemungkaran karena prinsip Iman (Al-Wala’ wal-Bara’)

HMI dan Independensi

Mengacu pada kerangka pemikiran dan pemahaman Islam tentang ulul albab dan kemerdekaan manusia dalam menentukan sikap yang sesuai jalan Allah Swt, maka HMI menjadikan sikap independensi sebagai sikap yang mewarnai gerak hidup organisasi HMI dari waktu-kewaktu. Pernyataan ini tidak hanya sebatas pengakuan ketika mendapat fitnah dari pihak lain jika HMI adalah underbouw dari salah satu ormas atau partai, namun pernyataan ini merupakan ketetapan organisasi yang disebutkan dalam Anggaran Dasar HMI dengan bunyi “organisasi ini bersifat independent”.

Ketika penulis awal memasuki perkuliahan dan mengikuti Latihan Kader I, para pemateri dan pemandu training tersebut menyebtukan bahwa dibentuknya HMI bukanlah instruksi atas perintah suatu partai atau organisasi masyarakat, melainkan lahir karena keresahan seorang Lafran Pane (pendiri HMI) yang resah karena kala itu mahasiswa Islam di lingkup Yogyakarta belum memiliki wadah untuk memfasilitasi pemahaman Islam mereka. Hingga akhirnya terbentuklah HMI yang memiliki susunan kurikulum materi dan berbagai macam kegiatan aktualisasi kader lainnya.

Dalam napak tilas bersama alumni HMI di berbagai cabang, prinsip dan pesan yang ditegaskan pasti menyangkut independensi seorang kader maupun secara organisatoris. Independensi sebagai kader berarti seorang kader memiliki sikap bebas disegala bidang dengan penuh kepercayaan kepada diri sendiri untuk secara aktif memperjuangkan misi HMI. Oleh karena itu, dalam arus gerakan-gerakan Islam pada umumnya dan di Indonesia khususnya, HMI berpartisipasi aktif, konstruktif dan korelatif.

Dalam dialog sejarah pun HMI memiliki komunikasi emosional tersendiri dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang tidak setuju dengan kehadiran gerakan mahasiswa Islam, sehingga mereka membentuk tandingan dengan dibentuknya organisasi kader PKI muda yang bernama Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) yang didirikan pada tahun 1956. Kehadiran CGMI di kampus adalah bentuk pengejewantahan dari ideologi PKI yang berusaha menghalangi internalisasi nilai Islam kepada mahasiswa (Rusdiyanto, 2019).

Berbagai fitnah pun muncul yang disematkan kepada HMI. Salah satunya adalah menilai bahwa HMI adalah underbouw dari Partai Masyumi yang kala itu eksis sebagai satu-satunya partai Islam di Indonesia.

Secara teknis, independensi HMI tidak menjadi bawahan (underbouw) organisasi lain. HMI juga tidak akan membuat ikatan organisatoris dalam bentuk permanen dengan pihak lain (individu atau organisasi) yang menetapkan aturan main yang lebih tinggi dan mengikat HMI secara organisatoris.

Neo-Fitnah kepada HMI

Pada 26 Juni 2021, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia memposting kritikan terhadap Presiden Joko Widodo melalui akun instagramnya yang menilai bahwa Jokowi selama ini kecendrungan mengumbar janji namun keadaan di lapangan sangat bertentangan. Hal ini menjadi sebuah momen mahasiswa kembali bersuara setelah mengkritik keadaan Komisi Pemberantasan Korupsi beberapa waktu lalu.

Dengan sikap tersebut, Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra, mendapatkan apresiasi dan kritikan dari berbagai pihak. Namun terlepas dari itu, aspek yang seharusnya disorot oleh masyarakat, terlebih pejabat eksekutif negara adalah esensi dan sebab dari hadirnya kritikan tersebut. Karena selama ini pihak negara dalam menanggapi aksi demonstran acapkali mengalihkan pada narasi “siapa di balik aksi ini?”, “adakah pihak yang menunggangi dan membiayai aksi mahasiswa?” dan lain sebagainya.

Kebanyakan pemerintah otoriter -seperti Orde Baru- memiliki ketakutan besar terhadap gerakan mahasiswa yang kritis , karena mahasiswa adalah kelompok kecil (creative minority) yang mampu mengarahkan perubahan sosial politik sesuai dengan keinginan rakyat. Mahasiswa adalah sosok yang mampu membongkar siasat hegemoni yang terus dilancarkan kelompok berkuasa.

“Hegemoni,” ujar Antonio Gramsci, pemikir marxis dari Italia itu, “terjadi apabila cara hidup, cara berpikir dan pandangan pemikiran masyarakat bawah terutama kaum ploretariat telah meniru dan menerima cara berpikir dan gaya hidup dari kelompok elite yang mendominasi dan mengakses mereka”. Dengan kata lain hegemoni adalah usaha untuk mendominasi segala macam pikiran dan ideologi salah satu golongan terhadap seluruh lapisan masyarakat dengan cara yang halus guna mempertahankan kekuasaan.

Dalam konteks ini lakon hegemoni adalah melalui buzzer yang dipunggawai oleh Ade Armando dan Toto Kartarahardja. Ade Armando menyinggung aksi BEM UI tersebut adalah ulah dari Leon yang bertalatar belakang sebagai kader HMI. Ditambah oleh koleganya, Toto Kartarahardja yang menilai HMI adalah bimbingan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Secara tidak langsung Ade yang biasanya menyinggung kelurusan dalam berlogika, justru sekarang ia melakukan logical fallacy. Sedangkan Toto kartarahardja mengeluarkan narasi yang lucu sebab ia buta sejarah terhadap eksistensi HMI dan PKS itu sendiri. Bahkan hal ini sudah dibantah langsung oleh Ketua PB HMI, Affandy ismail dan Ketua DPP PKS, Mardani Alisera.

Kalau menurut Jalaluddin Rakhmat bentuk kesalahan logika yang dilakukan Ade Armando adalah fallacy of retrospective determinism, yakni pola berpikir deterministik yang menganggap bahwa kejadian sekarang tidak bisa terhindarkan atau sebagai akibat dari proses sejarah. Belum tentu juga Leon diintervensi oleh senior HMI yang menjunjung tinggi nilai independensi. Begitupun dengan anggapan HMI bimnbingan PKS adalah kesalahan fatal dan konyol dengan menyandingkan dua organisasi yang dari eksistensi pun jauh berbeda dan ideologi gerakannya pun sangat berbeda.

Author: Faiz Amanatullah
Ketua HMI Korkom UMY Periode 2020-2021

Leave a Reply

Your email address will not be published.