Lagi Lagi Distorsi, Fatal !

“Peran agama sesungguhnya adalah membuat orang sadar akan fakta bahwa dirinya bagian dari umat manusia dan alam semesta”

K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Ucapan atau kalimat yang pernah dilontarkan oleh beberapa Tokoh di Negeri ini serasa selalu bisa menjadi semacam biusan semangat Masyarakat untuk menjadi filosofi menjalani kehidupan Masyarakat tersebut. Contohnya adalah pendapat Gus Dur tentang hakikat agama diatas. Atau contoh lain seperti para aktivis yang menggunakan quotes dari Mahatma Gandhi, bahwa kekerasan adalah senjata orang yang lemah bahkan sering menjadi ejek-ejekan yang ditempelkan di beberapa pamflet untuk menjadi bahan satire kepada aparat.

Memang jika kita amati, setiap manusia memiliki dasar filosofis tersendiri untuk menjalani kehidupan mereka masing-masing, dan dasar itu terkadang menjadi tonggak yang sangat kuat ketika mereka menjalani kehidupan tersebut, bahkan bisa disebut menjadi ideology tersendiri bagi mereka.

Namun dalam beberapa konteks, terkadang kita jumpai beberapa permasalahan, dalam hal memaknai suatu quotes atau pendapat misalnya, sering kali permasalahan ini kita jumpai. Seperti ketika Masyarakat awam yang memiliki suatu sikap paranoid tersendiri terhadap PKI ditambahkan dengan pernyataan dari Karl Marx bahwa agama adalah candu masyarakat, lalu serta merta tidak bisa melihat tafsir yang dikatakan oleh Marx dan langsung menghujatnya dan menyebutnya sebagi langkah meng-anti tuhankan manusia dan ini berdampak pada gerakan yang dia bawa.

Padahal ketika kita mencoba untuk menelaah lagi, kalimat tersebut menjadi pengingat bagi Masyarakat beragama agar turut berjuang untuk menghapuskan kelas dan menuntut keadilan bagi para buruh yang terdampak dari sistem kapitalisme. Harapannya adalah agar para Mayarakat tidak tergelimang dengan kenikmatan imajinasi eskatonnya.

Serasa belum afdhal ketika kita melihat satu permasalahan besar dengan menyuguhkan satu penyebabnya. Dalam beberapa diskursus keagamaan, juga kita melihat ada beberapa contoh kasus memprihatinkan. Dalam penelitian Dedy Djamaluddin Malik misalnya, ada satu gambaran bahwa, perubahan format gerakan keagamaan Masyarakat Indonesia bisa dipengaruhi oleh dua faktor, faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dimaksud adalah  faktor politik, sosial dan ekonomi dalam Negeri atau secara mikro, dan faktor eksternal adalah faktor serupa yang terjadi di kancah internasional (Dedy:1997).

Di era disrupsi yang ditandai dengan cepatnya Masyarakat menerima informasi, serasa pendapat dari Dedy tersebut sangat relevan untuk menganalisa perubahan sikap keagamaan Masyarakat juga. Bisa kita lihat bahwa kondisi politik Timur Tengah yang didominasi oleh umat islam sedang mengalami gejolak yang hingga hari ini belum kunjung usai. Kondisi tersbut melahirkan banyak sekali Tokoh-Tokoh yang mencoba untuk menyerukan gerakan perlawanan yang didasari oleh dalil-dalil agama.

Permasalahannya adalah, beberapa Masyarakat muslim Indonesia yang tidak mengalami permasalah  serupa (baca:Konflik) selalu memiliki obsesi untuk bisa menjadi seheroik Tokoh-Tokoh yang ada di Timur Tengah yang menjadi idolanya tersebut. Wajar jika kita membawa semangat revolusi Iran dengan merevitalisasi kembali gerakan intelektual yang digagaskannya. Namun ketika kita ingin membawa semangat perang yang ada di Palestina atau Suriah itulah semacam ada fenomena missssprit.

Fenomena tersebutlah yang pada akhirnya memberikan banyak sekali pengaruh sosial di Negeri ini. Mulai dari meningkatnya angka intoleransi, hingga sampai ke arah radikalisme. Memang lagi-lagi kita disulitkan untuk membendung alur informasi. Namun setidaknya harus ada upaya yang sangat baik untuk bisa memberikan edukasi kembali untuk bisa mengerti bagaimana konteks suatu permasalahan atau ucapan, Sehingga ketika kita membaca ucapan atau kalimat dari Tokoh-Tokoh akan bisa menemui titik terang dengan pemahaman yang komprehensif.

Referensi : Djamaludin, Dedy, 1997. “Zaman Baru Islam Indonesia, Pemikiran & Aksi Politik”.Bandung : Penerbit Zaman Wacana Mulia

Author: Akbar Buntoro
Ketua HMI MPO Korkom UIN Sunan Kalijaga Periode 2020-2021

Leave a Reply

Your email address will not be published.