Sebiji

Kau menjumpai sebiji matahari

Yang ku kubur khayali

(Dengan ziarah yang takkan usai)

Lalu kau letakkan di dalam kamar mandi

Esoknya kau dapati

Ada seorang berjubah muncul dari dalam kamar mandi

Bersijingkat ke ruangan yang memenjarakan kemunafikan

Dengan mulutnya yang dingin ia mengucapkan sabdanya yang liar

Kepada udara yang mengalir

Kepada cahaya yang menyusup pelan

Kepada angin yang datang dari tepi lautan ia membisikan sesuatu ke telingaku

“Sahabatku, kegelapan mungkin tak henti-hentinya menimpa kita, tapi ingatlah sebenarnya kita

kian dekat dengan cahaya”

Suaranya masih mengiang padaku

Selain mampu membentangkan rindu

Suara itu juga mampu menghancurkan

Sisi kebinatangan

2020

Author: Hisyam Billya Al-Wajdi
Penulis mempelajari filsafat secara formal selama dua semester di UIN Sunan Kalijaga kemudian berhenti dan melanjutkan studi di kampus yang sama dengan mengambil prodi Hukum Tata Negara. Puisinya dimuat dalam beberapa antologi dan berbagai media.Kini tengah menyibukkan diri mengelola kebun di belakang rumahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.