MARAKOM.ID, Yogyakarta– Dalam upaya untuk menelisik lebih lanjut bagaimana progres yang ada pada Komisariat, HMI Korkom UIN Sunan Kalijaga menggelar diskusi bertema “Alerta, Alerta, Kemana komisariat di tengah pandemi?” yang digelar di Warung Kopi n Susu Kembang Sawah pada Rabu, 28 April 2021. Diskusi ini sendiri dihadiri oleh Ketua umum Komisariat Adab dan Ilmu Budaya, Dakwah dan Komunikasi, Syariah dan Hukum, serta Sekretaris I HMI Komisariat Tarbiyah.
Diskusi ini pada awalnya ingin menjadikan Pimpinan-Pimpinan Komisariat sebagai Pembicara. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan berbagai macam alasan, alasan yang paling urgent adalah bagaimana ingin membangun mental diantara Pimpinan Komisariat agar siap dalam Ruang-Ruang dialektika Sebagaimana yang disampaikan oleh Ummi Rosyidah Siregar selaku Ketua Unit Pengembangan Wacana dan Studi Peradaban HMI Korkom UIN Sunan Kalijaga.
“Seluruh kebijakan yang ada pada seluruh struktural HMI pastinya ditentukan oleh Pimpinan di setiap struktural, maka dari itu diskusi ini menjadikan Ketua-Ketua Komisariat menjadi pembicara agar kita ketahui bersama bagaimana kebijakan atau arah gerak yang ada pada Komisariat”. jelasnya
Secara umum diskusi ini membawa perihal bagaimana arah kepengurusan di Komisariat yang ada di lingkup HMI Korkom UIN Sunan Kalijaga sejauh ini. Terlihat dari bagaimana pemaparan dari setiap pemateri yang salah satunya adalah Sekretaris I HMI Komisariat FITK Ihya’ Ulumuddin, bahwasanya Komisariat FITK menggagas terkait kolektivitas yang ada pada tema untuk menjadi pondasi dasar arah gerak kepengurusan pada periode ini dan dengan nilai tersebut, diharapkan inovasi inovasi tersebut bisa muncul.
“Tahun ini dalam kepengurusan kita mengangkat kolektivitas yang diinternalisasikan pada Kader yang dengan itu pengembangan potensi Kader bisa digunakan untuk memunculkan inovasi dalam kepengurusan”. Tuturnya. Penuturan berbeda diberikan oleh Ketua Umum HMI Komisariat Dakwah yang menjelaskan bahwa pada periode ini Komisariat Dakwah memberikan inovasiyang tidak ada pada Periode sebelumnya.
“Karena kita adalah organisasi yang membawa islam sebagai nama organisasinya, maka Periode ini kita membuat agenda Khataman Qur’an, dan ada juga Sholawatan agar kita bisa kembali kembali mengingat nilai keagamaan kita”. Jelasnya dengan tegas.
Pada diskusi ini, beberapa audiens memberikan pertanyaan yang salah satu pertanyaannya mengarah pada bagaimana tantang Komisariat hari ini untuk menjawab efek domino dari adanya covid-19, bagaimana hal tersebut sangat berdampak pada efektivitas bangunan kekeluargaan pada Komisariat. Lebih daripada itu, permasalahan yang muncul adalah bagaimana membuat Kader Hari ini bisa dibuat bangga dengan bergabungnya dirinya dengan HMI.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum HMI Komisariat Syariah dan Hukum memberikan tanggapan bahwasanya seharusnya HMI sudah bisa menjadi wadah yang mnejadikan dirinya sebagai Rumah kembali tatkala Kader merasa jenuh dengan perihal duniawi di luar HMI.
“Kalau menurut saya, di HMI bukan lagi seharunya kita berpikiran bahwa program kerja di HMI itu sangat memusingkan setiap diri kita masing-masing. Namun perlu ada suatu inovasi untuk menjadikan HMI sebagai pencair suasanya diri ditengah kerasnya kehidupan di luar”, tuturnya.
Pada kesempatan ini, diskusi ini berjalan dengan lancar walaupun terpantau keberlangsungannya dimulai dengan drama telatnya para pembicara maupun audiens selama 1 jam. Namun kendala tersebut tidak terlalu mempengaruhi berjalannya diskusi ini secara fatal.