Islam Progresif Sebagai Welstanchauung dan Manifestasi Pergerakan Kader di Era Digital

Kader HMI Ushuluddin

Marakom.id – Sejak berdirinya, HMI memiliki nilai juga semangat api pembebasan dan perjuangan. Sebagai contoh: melawan penjajahan dan PKI baik secara intelektual maupun sosial dan politik. Untuk terus menghidupkan api pembebasan dan perjuangan tersebut, HMI melakukan perkaderan. Melalui perkaderan, HMI selalu melahirkan generasi dan tokoh-tokoh yang besar dan berpengaruh bagi Indonesia bahkan dunia.

Saat ini, di tengah pertarungan wacana dan ideologi organisasi mahasiswa, baik di dunia nyata maupun digital di Indonesia, HMI sudah seharusnya memiliki fleksibilitas dan upaya terus menerus untuk mengkontekstualisasi nilai-nilai yang menjadi landasan laju rodanya (Khittah Perjuangan/Nilai Dasar Perjuangan). Tanpa demikian, HMI hanya akan tinggal nama tanpa ruh, menjadi organisasi yang kolot serta ditinggal oleh mahasiswa generasi selanjutnya dan tertindas oleh zaman.

Salah satu gerakan, ide, atau konsep yang mengharuskan dirinya sebagai individu atau kolektif untuk terus menjawab tantangan zaman adalah apa yang disebut/dinamai dengan “Islam Progresif”. Nilai-nilai yang dikandung oleh Islam Progresif harus diinternalisasi kepada kader-kader HMI. Diantara nilai-nilai tersebut adalah humanisme, demokrasi, pluralisme, keadilan sosial dan kesetaraan gender.

Islam Progresif diharapkan dapat menjadi welstancahuung/paradigma/pandangan dunia yang masuk dalam jiwanya dan kemudian dapat dimanifestasikan dalam kehidupannya baik di dunia nyata dan digital. Dalam menjalani kehidupannya, kader diharapkan dapat memberi kontrbusi-kontribusi dalam nila-nilai tersebut. Sebagai contoh sederhananya adalah melakukan aksi-aksi kemanusiaan seperti penggalangan dana untuk korban bencana atau apapun bentuk lainnya.

Antara Islam progresif dengan Khittah Perjuangan sejatinya memiliki relevansi yang saling melengkapi satu sama lain. Jika dalam Khittah Perjuangan, ide yang ditawarkan masih bersifat umum, belum terlalu khusus, sedangkan dalam Islam Progressif sudah sangat khusus. Bahkan, tidak sedikit juga sampai kemudian pada tataran teknis dan strategis dalam hal perjuangannya.

Pada akhirya, tentunya tafsir-tafsir dan strategi-strategi yang diambil adalah tidak lain untuk mencapai tujuan HMI yaitu mewujudkan tataran masyarakat yang diridhai oleh Allah. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebagaimana disebutkan dalam Khittah Perjuangan:

“Kader Himpunan Mahasiswa Islam yang memiliki keyakinan atas nilai-nilai ke-Islaman yang kuat dan memiliki daya pikir (ilmu) yang bagus merupakan elemen yang akan membuat organisasi HMI mampu melihat dan membaca segala bentuk realitas masyarakat yang ada dalam gerak zaman. Semangat berjuang yang dimiliki kader dan organisasi HMI mampu melakukan segala perubahan realitas yang diinginkan dan menempatkan kader dan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam menjadi pemimpin-pemimpin atas banyak perubahan yang berjalan dalam masyarakat”.

Author: Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published.