Marakom.id – Klaim bahwa agama Islam adalah agama satu-satunya yang hanya akan mendapatkan keselamatan di akhirat sudah menjadi pengetahuan yang umum dan menjadi doktrin yang mandarah daging. Namun demikian, apakah pengetahuan dan doktrin tersebut merupakan sesuatu yang mutlak kebenarannya, atau bahkan masih menjadi perdebatan.
Faktanya adalah bahwa tidak semua kalangan muslim setuju akan doktrin tersebut. Meskipun tentunya yang tidak setuju akan doktrin tersebut hanyalah segelintir orang dibanding dengan sebagian besar yang setuju. Tulisan ini sendiri hadir mungkin akan menjadi pro-kontra, bahkan akan disebut sebagai agenda penyelewengan akidah oleh sebagian kalangan.
Bagaimanapun, topik ini akan selalu menjadi topik yang sensitif, khususnya bagi yang telah mengurung/menutup diri terhadap satu pendapat tertentu. Meskipun begitu, penulis hanya ingin menuliskannya tentang satu pendapat sarjana muslim yang meniscayakan bahwa agama di luar Islam pun masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan keselamatan.
Sarjana muslim yang berpendapat akan keniscayaan keselamatan agama lain yaitu Nucholis Madjid atau yang biasa dipanggil Cak Nur. Cak Nur berangkat dari argumen bahwa agama Islam merupakan agama universal. Universalisme Islam didasarkan pada doktrin Alquran yang mengatakan bahwa Muhammad saw diutus tidak hanya untuk kaum dan waktu tertentu, tetapi berlaku untuk seluruh alam, termasuk manusia di dalamnya di belahan dunia manapun.
Cak Nur mengartikan bahwa Islam sebagai sebuah sikap pasrah dan tunduk-patuh kepada Allah swt. Dalam Alquran dijelaskan bahwa nabi-nabi sebelum Muhammad saw adalah Islam. Perbedaan di antara mereka hanya dalam hal syariat. Sikap pasrah, tunduk/patuh kepada Tuhanlah yang dijadikan sebagai kalimatun sawa (titik temu) antar berbagai keyakinan dan kepercayaan.
Dari sana, Cak Nur membagi Islam menjadi dua; Islam Umum dan Islam Khusus. Islam umum adalah Islam yang diterima oleh seluruh nabi dari Adam as sampai Muhammad saw. Sedangkan Islam khusus adalah Islam yang hanya diterima oleh Muhammad saw dan menjadi agama resmi Muhammad saw.
Dengan membagi Islam ke dalam dua macam tersebut, Cak Nur menjelaskan bahwa Islam sebagai agama Muhammad saw adalah benar, tetapi ia juga menjelaskan dan mengartikan Islam secara umum, dengan melihat makna asalnya yaitu sikap pasrah dan tunduk kepada Tuhan. Hal tersebutlah yang kemudian menjadi pandangan Cak Nur yang dijadikan sebagai tolak ukur pemahaman bahwa semua agama yang benar bernafaskan Islam (pasrah kepada Tuhan).
Cak Nur membedakan Islam ke dalam dua macam tersebut bukan bermaksud untuk menghilangkan kebenaran Islam (Muhammad saw) yang selama ini dianut. Di sini Cak Nur ingin menegaskan tentang universalisme Islam dan Islam tidak akan dan tidak pernah memonopoli kebenaran dan keselamatan karena itu hak periogratif Allah.
Dalam pandangannya justru semua agama memiliki nilai-nilai kebenaran dan akan mendapatkan keselamatan selama ia berserah atau tunduk kepada Tuhan. Meskipun demikian, Cak Nur tetap meyakini bahwa Islam khususlah (Muhammad saw) yang terbaik. Ia mengutip pernyataan Ibn Rusyd sebagai berikut:
“Jadi suatu agama, seperti seperti agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad (yang memang secara sadar dari semula disebut agama sikap pasrah sempurna kepada Allah atau alIslam), adalah tidak unik (dalam arti, tidak berdiri sendiri dan terpisah), dia berada dalam garis kelanjutan dengan agama-agama lain. Hanya saja, seperti halnya dengan semua yang hidup dan tumbuh, agama itu pun, dalam perkembangan sejarahnya, juga berkembang dan tumbuh, sehingga akhirnya mencapai kesempurnaan dalam agama Nabi Muhammad, Rasul Allah yang penghabisan, yang tiada lagi rasul sesudah beliau. Maka, seperti Ibn Rusyd dalam bagian akhir kitabnya, Tahafut al-Tahafut, meskipun pada esensinya semua agama itu sama, namun manusia pada zaman tertentu mempunyai kewajiban moral untuk memilih tingkat perkembangan yang paling akhir saat itu. Dan perkembangannya yang paling akhir saat itu ialah agama Nabi Muhammad.”
Dengan melihat pandangan tersebut paling tidak kita dapat mengambil sebuah poin penting dari Cak Nur bahwa Islam merupakan agama universal. Islam tidak hanya diartikan sebagai sebuah agama yang selama ini terinstitusi (Islam Muhammad saw), lebih dari itu Islam merupakan sebuah ajaran tentang sikap pasrah, tunduk dan patuh kepada Tuhan. Selama siapapun, agama apapun memiliki sikap tersebut, maka ia memiliki kemungkinan mendapatkan keselamatan di akhirat kelak.